Rumusan Konsep Teknologi Pendidikan / Instruksional

Rumusan Konsep
Teknologi Pendidikan / Instruksional
1.1. Sumbangan Konsep Teknologi
Pandangan umum tentang teknologi sangat mempengaruhi teknologi
pendidikan. Awal dari kebutuhan teknologi untuk dunia pendidikan karena
pengaruh teknologi produk yang makin banyak diminati masyarakat.
1.1.1. Pengertian Umum mengenai Teknologi
1. Kutipan konsep-konsep teknologi pendidikan berasal dari Finn, Simon, Saettler,
Heinich, et al.
2. Kata-kata kunci : teknologi, mesin, pengetahuan (ilmiah) proses, sistem, produk.
Selama ini kita menganggap bahwa teknologi memang sudah lama menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari. Kita terbiasa dan cenderung menganggap
teknologi sebagai peralatan dan berkaitan dengan mesin, komputer, dan serba
elektronik. Padahal arti teknologi sangat luas dan tergantung peran teknologi itu
sendiri bagi manusia.
 Berbagai konsep teknologi
Finn, 1960 sebagaimana dikutip oleh Gentry menyatakan, “selain diartikan
sebagai mesin, teknologi bisa mencakup proses, sistem, manajemen, dan
mekanisme pantauan; baik manusia itu sendiri atau bukan, serta …… secara
luas, cara pandang terhadap masalah berikut lingkupnya, tingkat kesukaran,
studi kelayakan, serta cara mengatasi masalah secara teknis dan ekonomis”.
Dalam hal yang sama, ia mengutip pula konsep Simon (1983) yang berbunyi,
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 7
“teknologi sebagai disiplin rasional, dirancang untuk meyakinkan manusia akan
keahliannya menghadapai alam fisik atau lingkungan melalui penerapan hokum
atau aturan ilmiah yang telah ditentukan”.
 Konsep teknologi menurut Saettler
Disamping kedua definisi, pemikiran Saettler tidak jauh berbeda. Beliau
mengutip asal katanya – techne, bahasa Yunani, dengan makna seni, kerajinan
tangan, atau keahlian. Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi bagi bangsa
Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan.
Pendapat Saettler ini mengacu pada konsep Mitcham. Ia mencantumkan uraian
Aristotle tentang techne sebagai penerapan (ilmu) pengetahuan sistematis agar
menghasilkan kegiatan (manusia) yang baik.
 Konsep teknologi menurut Heinich, et al.
Pendapat Heinich, Molenda, dan Russell, 1993 memperkuat asumsi sebelumnya.
Menurut mereka, “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah,
dan tertata…… teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya
produk seperti komputer, satelit, dan sebagainya”. Ketiga pakar ini
membedakan antara teknologi/perangkat lunak atau soft technology dengan
teknologi/perangkat keras atau hard technology. Selain itu, mereka menyatakan
“teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk mengatasi
masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistematis dan ilmiah”.
Dari seluruh definisi tadi hanya definisi dari Finn saja yang menyinggung arti
teknologi sebagai penggunaan mesin atau perangkat keras. Para pakar tadi
berkesimpulan bahwa :
• teknologi terkait dengan sifat rasional dan ilmiah
• teknologi menunjuk suatu keahlian, baik itu seni, atau kerajinan tangan
• teknologi dapat diterjemahkan sebagai tehnik atau cara pelaksanaan suatu
kegiatan, atau sebagai suatu proses
• teknologi mengacu pada penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras.
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 8
1.1.2. Sifat Teknologi
1. Kutipan konsep yang berasal dari Djojohadikusumo, Shihab, dan Heinich.
2. Istilah penting : teknologi maju, teknologi adaptif, teknologi protektif, sistematis,
rasional.
Untuk mengenali teknologi serta peranannya bagi manusia, kategorisasi karakter
teknologi perlu dicermati. Berikut rumusan sifat teknologi dari 3 orang pakar,
yaitu Sumitro Djojohadikusumo, Quraish Shihab, dan Heinich.
 Sumitro Djojohadikusumo
Begawan ekonomi ini mengungkapkan bahwa sifat teknologi ada 3 macam,
yaitu :
(1). teknologi maju (advance technology), yaitu upaya peningkatan
kemampuan nasional di bidang penelitian dan teknologi terkait dengan
sumber enerji, mineral, nuklir, dan beberapa aspek pokok di bidang
teknologi angkasa luar;
(2). teknologi adaptif (adaptive technology) adalah teknologi yang
bersumber pada penelitian dan pengembangan di negara maju, harus
digarap dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat;
(3). teknologi protektif (protective technology), yaitu teknologi yang
dipersiapkan untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan ekologi
serta lingkungan hidup bagi masa depan.
Pendapat di atas merupakan suatu tinjauan berdasarkan ilmu ekonomi yang
menekankan peran serta pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap kekayaan
alam. Djojohadikusumo juga mewaspadai bagaimana seharusnya manusia
menerapkan teknologi dengan benar.
 Quraish Shihab
Shihab mencoba mengungkapkan arti teknologi bagi manusia. Ia menyebutkan
teknologi ditemukan untuk :
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 9
(1) perpanjangan fungsi organ manusia.
Shihab, selanjutnya menjelaskan sebagai perpanjangan organ manusia,
teknologi diciptakan untuk membantu manusia dalam penyelesaian
pekerjaan. Sebagai contoh, temuan perkakas ‘pisau’ digunakan sebagai
perpanjangan tangaun manusia untuk memotong, ‘palu’ dibutuhkan agar
tangan dapat memaku.
(2) Perluasan atau penciptaan organ baru manusia
Rumusan fungsi kedua, yaitu teknologi yang diciptakan untuk perluasan
atau penciptaan organ baru manusia karena manusia tidak memiliki
organ tubuh yang dapat melaksanakan tugas tersebut. Maka, teknologi
jenis ini dapat mengambil alih pekerjaan manusia. Sebagai contoh,
temuan pesawat terbang pada dasarnya berperan sebagai “sayap”
manusia agar dapat menyeberangi daerah yang terhalang oleh laut.
(3) Menjadi “seteru” atau saingan manusia
Fungsi terakhir berkaitan dengan sifat teknologi yang semakin lama
semakin rumit. Teknologi ini diciptakan berdasarkan temuan teknologi
sebelumnya, atau memperbaiki dan meningkatkan mutu teknologi yang
sudah ada agar kemampuannya berlipat ganda. Robotisasi merupakan
suatu temuan canggih yang mampu mengatasi tugas-tugas berat atau
rumit bagi manusia. Sayangnya, robotisasi – kalau pemanfaatannya
menyalahi hokum atau aturan – dapat ‘mengancam’ tenaga kerja
sehingga akhirnya robot menjadi saingan atau kompetitor bagi para
pekerja / buruh untuk bidang-bidang pekerjaan tertentu.
 Robert Heinich
Bagi Heinich, teknologi dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang sistematis
dan rasional. Ia merumuskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh suatu
teknologi. Sifat-sifat tersebut adalah :
(1) dapat ditiru, diulang atau diperbanyak (replicability)
(2) diandalkan karena melalui serangkaian ujicoba (reliability)
(3) mudah digunakan dan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
(algorithmic-decision making)
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 10
(4) dapat dikomunikasikan dan dipantau sehingga teknologi dapat
diperbaiki berdasarkan masukan dari orang / pihak lain
(communication and control)
(5) berkaitan dengan sifat pertama, berdampak skala – karena
pengulangan dan penyebarannya, sehingga dampak baik atau buruk
teknologi apat cepat tersebar atau menyusut – (effect of scale).
Latihan 1 :
A. Buatlah rumusan teknologi menurut pendapat Anda sendiri, berdasarkan
rumusan-rumusan yang telah dijabarkan tadi.
B. Lengkapi bagan di bawah ini dengan pendapat / konsep para pakar tentang
teknologi sesuai uraian sebelumnya.
S.Djojohadikusumo Shihab Heinich
1.2. Rumusan Teknologi Pendidikan
Konsep teknologi yang telah dibahas tadi sebetulnya dapatditerapkan bagi
berbagai disiplin ilmu. Untuk kebutuhan dasar manusia, kita mengenal
teknologi pangan dan teknologi penyehatan lingkungan. Di bidang industri ada
teknologi perkapalan, teknologi industri itu sendiri, sedang pada ilmu murni
kita mengenal bioteknologi, dan istilah DNA. Dunia pendidikan juga mengenal
dan menerapkan teknologi pendidikan, Berbagai pandangan mengenai konsep
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 11
definisi teknologi pendidikan sudah diajukan para pakar. Berikut konsepkonsep
dari Percival & Ellington dan pakar-pakar dari AECT, 1977 dan 1994.
1.2.1. Teknologi Pendidikan menurut Percival & Ellington, 1984 (Inggris)
1. Istilah penting tentang teknologi pendidikan, proses belajar, kondisi belajar,
keefektifan, efisiensi dan empirik.
2. Lembaga teknologi pendidikan di Inggris yaitu CET for UK, dan NCPL UK
Pada halaman 19 – 20 dari buku tentang “Educational Technology”, mereka
mengutip definisi Council for Educational Technology for the UK, yang menjabarkan
teknologi pendidikan sebagai pengembangan, penerapan dan evaluasi atas
sistem, tehnik, serta alat bantu untuk meningkatkan proses belajar (manusia).
Selain definisi ini, mereka juga mencantumkan definisi yang berasal dari National
Centre for Programmed Learning, UK. Definisi tersebut berbunyi antara lain
“teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah mengenai belajar
dan kondisi belajar untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi pengajaran
dan pelatihan. Jika tidak ada temuan atau prinsip ilmiah, maka teknologi
pendidikan menggunakan tehnik teruji secara empirik untuk meningkatkan
proses belajar”.
Mereka berpendapat pola terapan teknologi pendidikan terjadi berupa proses
berulang dan pendekatan sistem sebagai alur berpikir dalam merancang
situasi mengajar / belajar dan memanfaatkan metode atau tehnik apa saja yang
dianggap sesuai untuk pencapaian tujuan belajar. Pendekatan sistem (dijelaskan
pada Kegiatan Belajar 2 modul ini) diharapkan agar dapat diselaraskan dengan
rancangan materi dan luwes terhadap perkembangan terbaru proses belajar serta
kemajuan di bidang pendekatan mengajar / belajar berikut metodenya.
1.2.2 Definisi Teknologi Pendidikan / Instruksional menurut Association for
Educational Communications and Technology atau AECT (Amerika
Serikat)
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 12
1. Kutipan konsep-konsep dari Seels & Richey, organisasi AECT.
2. Istilah-istilah mengenai teknologi instruksional, bidang garapan, psikologi belajar,
sumber belajar, evolusi.
Organisasi profesi teknologi pendidikan tertua ini berulang kali merumuskan
batasan yang memadai mengenai teknologi pendidikan. Beberapa definisi yang
dianggap kokoh dan permanen diantaranya adalah definisi yang diluncurkan
oleh Komisi khusus AECT tahun 1977 dan definisi yang diluncurkan oleh Seels
& Richey tahun 1994 dan masih disponsori oleh organisasi profesi ini. Berikut
rinciannya.
 Rumusan tahun 1972
“Teknologi pendidikan sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan
fasilitas belajar (manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan
pemanfaatan sistematis seluruh sumber-sumber belajar; dan melalui pengelolaan
seluruh proses ini”.
Definisi di atas diambil dan disarikan dari rumusan sebelumnya, yaitu tahun
1963, 1970, dan 1971. Sewaktu merumuskan definisi tadi, para pakar
menyatakan teknologi pendidikan sebagai bidang garapan. Mereka berusaha
mencari peluang keahlian yang dapat dijadikan sebagai ‘pekerjaan’ dan
mengembangkan keahlian tersebut berdasarkan pengalaman kerja yang
diperoleh.
 Rumusan tahun 1977
Tahun 1977 AECT membedakan dua rumusan teknologi pendidikan dengan
teknologi instruksional. Berikut uraiannya.
(1). teknologi pendidikan
Definisi teknologi pendidikan berbunyi, “….. proses yang rumit dan terpadu,
melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi,
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 13
dan mengelola seluruh upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam
seluruh aspek belajar (manusia)”.
(2). teknologi instruksional
Teknologi instruksional ialah “satu bagian dari teknologi pendidikan – dengan
asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional sebagai bagian pendidikan –
bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menerapkan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada situasi dimana proses
belajar terarah dan terpantau”. Rumusan tersebut mengandalkan teknologi
pendidikan sebagai suatu proses – kegiatan berkesinambungan, dan merinci
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para praktisinya.
 Rumusan tahun 1994.
Setelah 17 tahun menerapkan konsep yang sama, akhirnya AECT melalui 2
anggotanya meluncurkan definisi terbaru. Rumusan tersebut berbunyi,
“teknologi instruksional merupakan teori dan terapan atas rancangan,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi atas proses dan
sumber-sumber belajar”.
Kajian atas perubahan rumusan menghasilkan beberapa perdebatan dengan
alasan logis. Kajian tersebut yaitu mengenai :
(1). Perbedaan definisi tahun 1977 dan 1994.
Dengan memperhatikan format rumusan ini, terlihat perbedaan menyolok
antara kedua rumusan sebelumnya dengan rumusan terbaru. Perbedaan
tersebut menyangkut struktur definisi terbaru lebih sederhana dan luwes serta tidak
ada pemisahan antara konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional.
Beberapa alasan yang dikemukakan diantaranya :
- proses evolusi teknologi pendidikan/instruksional dari suatu
pergerakan (usaha organisasi tertentu) menjadi bidang garapan dan
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 14
profesi, dimana definisi 1977 menekankan peran para praktisi, lalu
definisi 1994 menekankan bidang teknologi instruksional sebagai
suatu bidang garapan sekaligus terapan.
- Pengembangan bidang garapan dilakukan melalui kajian teori serta
penelitian
- Menurut definisi ini, baik proses maupun produk sama pentingnya
bagi bidang garapan
- Definisi ini erat kaitannya dengan keefektifan dan keefisiensian.
(2). Alasan konsep teknologi instruksional.
Dengan usulah hanya rumusan teknologi instruksional, menurut para pakar
tadi, berkaitan dengan lingkup yang lebih sempit. Dengan asumsi ini, maka
teknologi instruksional dianggap lebih tepat dalam menjabarkan peran
teknologi, dan teknologi instruksional dianggap mencakup jenjang pendidikan
dari TK sampai dengan SMU, bahkan perguruan tinggi dan termasuk di
dalamnya situasi belajar pada program pelatihan.
(3). Alasan kelanggengan nama teknologi pendidikan.
Beberapa pihak masih mempertahankan nama teknologi pendidikan. Mereka
tetap beranggapan bahw teknologi instruksional sebagai bagian dari teknologi
pendidikan. Istilah teknologi pendidikan digunakan agar bidang garapan
menjadi lebih luas (AECT 1977, dan Saettler, 1990). Pendidikan sebenarnya bisa
diterjemahkan sebagai upaya penyelenggaraan kegiatan belajar di berbagai
lingkungan, termasuk di rumah, sekolah, di kantor, atau di mana saja selama
masih memungkinkan terjadi. Instruksional bisa dikonotasikan hanya proses
belajar di lingkungan sekolah.
Perdebatan kedua belah pihak mengenai kedua istilah memiliki alasan cukup
kuat. Modul ini – sama seperti menurut Seels & Richey – menganggap kedua
istilah setara dan dapat digunakan timbal balik.
(4) “Peta” penggunaan kedua istilah.
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 15
James D.Finn – perintis teknologi pendidikan – menggunakan kedua istilah
tersebut secara bergantian dan tertukar, selama hampir 30 tahun. Istlilah
teknologi pendidikan banyak dijumpai di negara Inggris dan Kanada, sedangkan
para pakar di AS lebih senang menggunakan istilah teknologi instruksional.
IKIP-IKIP di Indonesia menamai jurusannya dengan jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan. Istilah teknologi pendidikan dan teknologi instruksional
terlihat digunakan kedua-duanya dalam menamai matakuliah yang ditawarkan.
1.2.3 Rumusan menurut Pakar-pakar lain
1. Konsep teknologi instruksional / pendidikan menurut Molenda, Gagne, Anglin,
Ely & Plomp.
2. Istilah mengenai sistemik dan interaksi.
Di bawah ini adalah penjabaran 4 konsep dasar teknologi pendidikan dan
teknologi instruksional dari narasumberber berbeda.
 Michael Molenda
Menyela diantara kekosongan selama 17 tahun, Molenda (1989) mencoba
merumuskan teknologi instruksional sebagai “seni sekaligus ilmu
(pengetahuan) mengenai kegiatan merancang, memproduksi dan
melaksanakannya dengan cara ekonomis namun anggun / canggih, pemecahan
masalah instruksional – dalam bentuk media cetak atau media pandang-dengar,
kuliah, atau keseluruhan sistem instruksional – yang mengatur dan
mempersiapkan proses belajar dengan efisien dan efektif. Molenda menekankan
perpaduan antara unsur seni sekaligus ilmiah dalam menyelenggarakan proses
belajar dengan cara berhemat tetapi tidak mengesampingkan mutu hasil belajar.
 Robert M Gagne
Bagi Gagne, “teknologi instruksional menyangkut tehnik praktis dari
penyampaian instruksional yang melibatkan penggunaan media. Tujuan utama
bidang teknologi instruksional adalah meningkatkan dan memperkenalkan
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 16
penerapan pengetahuan tadi dan memvalidasikan prosedur dalam rancangan
dan penyempaian instruksional”. Gagne menginginkan upaya pengolahan
materi belajar menjadi prioritas agar interaksi belajar terjadi. Interaksi belajar
timbul karena si belajar sedang menyerap materi dan menginterpretasikannya
sendiri – menulis kembali satu alinea, atau mengingat rumus – bisa pula terjadi
antara si belajar dengan orang lain, misalnya guru, temannya, atau narasumber
lain.
 Gary J Anglin
Anglin, 1995 mengamati struktur dan prosedur kerja seluruh komponen yang
teruji dan rapi ternyata lebih penting. Ia mengatakan, “teknologi instruksional
adalah penerapan sistemik dan sistematis (diuraikan pada Kegiatan Belajar 2,
modul ini) dari strategi-strategi dan tehnik-tehnik yang berasal dari ilmu
perilaku serta ilmu lain untuk mengatasi masalah instruksional”.
Pernyataannya menegaskan bahwa konsep teknologi instruksional menerapkan
atau “meminjam” bidang lain dalam menciptakan proses belajar kondusif.
 Tjeerd Plomp & Donald P Ely
Plomp & Ely berbeda lagi. Dengan merujuk pada konsep Finn, mereka
mengungkapkan dua aspek pokok dalam teknologi instruksional. Kedua aspek
tersebut yakni :
(1) teknologi instruksional mengacu pada proses belajar dan
(2) pengembangan produk merupakan materi belajar yang telah diuji dan
direvisi secara sistematis.
Dengan mengkaji dan mencermati berbagai rumusan teknologi pendidikan
sekaligus teknologi instruksional, unsur-unsur termasuk bidang ini yaitu :
• proses belajar
• penciptaan kondisi belajar yang teruji
• penyediaan produk belajar dan sistem penyampaiannya
• penyediaan sumber-sumber belajar lainnya.
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 17
1.3. Issues dan Istilah-istilah sehubungan dengan Teknologi
Pendidikan / Instruksional.
1.3.1. Istilah
Teknologi Pendidikan sebagai suatu teknologi.
Teknologi pendidikan / instruksional sebagai suatu teknologi telah memenuhi
persyaratan, diantaranya :
 ilmiah, yaitu teknologi pendidikan telah teruji melalui serangkaian penelitian
/ pengembangan teori
 terbuka, berarti teknologi pendidikan dapat diubah, disesuaikan dengan
situasi belajar-mengajar
 inovatif, adalah penyesuaian terhadap masukan bidang lain agar tetap
berhasil dalam proses belajar
 sistemik, yaitu alur berpikir yang menekankan keterhubungan antar
komponen serta pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan belajar.
 “technology phobia vs technology fever” (fobi teknologi vs demam teknologi) :
seringkali ada orang yang “takut” (terkena aliran listrik) atau ragu-ragu
untuk menggunakan teknologi karena kemungkinan teknologi tadi terlihat
rumit dan tidak akrab – namun terkadang ada orang yang “sangat”
menyukai teknologi sehingga sangat tergantung akan keberadaan teknologi.
Istilah sehubungan dengan teknologi pendidikan
 teknologi dalam pendidikan : produk teknologi yang dimanfaatkan oleh
dunia pendidikan, misalnya video dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk
hiburan di rumah, tetapi dapat pula dimanfaatkan untuk proses belajar.
Berbagai produk teknologi lain yang dimanfaatkan untuk kepentingan
belajar termasuk dalam penerapan teknologi pendidikan.
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 18
 teknologi untuk pendidikan : teknologi yang sengaja diciptakn untuk
pendidikan. Konsep belajar terprogram (programmed learning) memuat
langkah belajar teratur dan rinci, termasuk suatu model teknologi yang
sengaja diciptakan untuk kemudahan proses belajar.
 teknologi kinerja atau performance technology, yaitu upaya penerapan
konsep teknologi instruksional terutama berkaitan dengan proses belajarnya.
Orientasi teknologi kinerja adalah penciptaan kondisi belajar yang sesuai
dengan lingkungan kerja suatu lembaga.
1.3.2 Issues
Dengan menyandang kata teknologi, ternyata teknologi pendidikan
menyandang prasangka-prasangka tertentu yang perlu ditelaah lebih mendalam.
Dugaan tersebut berkaitan dengan aspek
 perangkat keras : sebagaimana dijelaskan pada awal uraian mengenai
teknologi yang biasa dikenal orang, yaitu sebagai mesin (proyektor, mobil)
secara khusus dalam pendidikan karena ada penggunaan media dan
komputer dalam proses belajar
 komputer : yaitu hanya salah satu teknologi saja tetapi sulit untuk
menghapus anggapan orang mengenai hal ini
 dehumanisasi : dengan menggunakan media, sering timbul anggapan
bahwa kehadiran guru tidak diperlukan lagi, sehingga interaksi manusia
jauh lebih berkurang
 mahal : berkaitan dengan “harga” atau biaya yang disediakan untuk media.
Jadi, teknologi kinerja dapat dianggap sebagai suatu subbidang relatif baru
dari teknologi instruksional dalam dunia industri dan bisnis. Kondisi dan
proses belajar perlu ditinjau dalam rangka memenuhi kebutuhan lembaga
serta upaya untuk meningkatkan kinerja para pegawainya. Dengan kata
lain, teknologi kinerja merupakan terobosan suatu lembaga terhadap
pengembangan sumberdaya manusia.
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 19
Latihan 2
A. Lengkapi skema di bawa ini sebagaimana uraian kedua rumusan dari
orgasasi profesi teknologi pendidian tertua sebagaimana yang telah
dipelajari !
Aspek Definisi AECT 1977 Definisi AECT 1994
1. Rumusan
konsep.
2. Bunyi
definisi
3. Pandangan
4. Perumusnya
B. Sebutkan satu ciri khas dari setiap rumusan yang berasal dari Molenda,
Gagne, dan Ely & Plomp.
1. Molenda :
2. Gagne :
3. Ely & Plomp :
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 20
Catatan : (untuk diisi oleh mahasiswa sendiri).
Rangkuman :
1. Teknologi terbagi atas teknologi perangkat keras dan
teknologi perangkat lunak.
2. Sifat teknologi yaitu berupa kajian ilmiah, dapat
dimanfaatkan oleh manusia, dan bermanfaat bagi manusia.
3. Teknologi pendidikan dirumuskan dengan berbagai versi,
baik oleh para pakar maupun oleh organisasi profesi.
4. Penggunaan istilah teknologi pendidikan yang mencakup
teknologi instruksional berlandaskan atas beberapa alasan
logis. Namun usaha untuk mempertahankan nama teknologi
pendidikan pun begitu pula. Para pakar memiliki alasan yang
kuat.
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 21
Tes Formatif 1.
A. Jelaskan dengan singkat !
1. Konsep teknologi menurut Heinich, Molenda, dan Russell.
2. Pemikiran Shihab tentang “robotisasi dapat mengancam tenaga kerja”.
3. Perbedaan konsep teknologi instruksional yang dirumuskan oleh Gagne dan
Anglin.
4. Perbedaan konsep teknologi pendidikan dari AECT, 1977 dan AECT, 1994
(rumusan Seels dan Richey).
B. Berilah tanda (X) pada jawaban yang dianggap benar.
1. Konsep teknologi maju, teknologi adaptif, dan teknologi protektif
dirumuskan oleh :
a. Shihab
b. Heinich
c. Djojohadikusumo
d. Saettler
2. Teknologi lunak, seperti yang disebutkan oleh Heinich, et al, misalnya :
a. proyektor
b. rumusan atau konsep
c. kerajinan tangan
d. pesawat terbang
3. Pola terapan teknologi pendidikan menurut Percival dan Ellington adalah :
a. sistemik
b. pendekatan sistem
c. proses berulang dan pendekatan sistem
d. proses belajar
4. Pemisahan konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional
dirumuskan tahun :
a. 1977
b. 1972
Modultp-DSP\home-modulkb1rev.doc 22
c. 1984
d. 1994
5. Gagne menekankan penerapan teknologi instruksional pada :
a. media
b. proses belajar
c. sistem
d. produk
6. Pakar yang beranggapan bahwa teknologi instruksional sebagai seni
sekaligus ilmu yaitu :
a. Saettler
b. Molenda
c. Shihab
d. Heinich
Tindak lanjut
1. Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan.
2. Bila jawaban Anda seluruhnya menghasilkan > 70%, Anda dianjurkan untuk
mengkajiulang seluruh kegiatan belajar 1 ini.
3. Bila jawaban Anda menghasilkan berada pada rentang 71% - 85%, kajiulang
penggalan kegiatan belajar 1 ini yang dianggap sulit.
4. Jika hasil tes formatif Anda menunjukkan hasil < 85%, Anda langsung
melanjutkan ke kegiatan belajar 2.
5. Anda disarankan untuk bertemu dengan tutor dan membentuk tim belajar
agar dapat mendiskusikan kesulitan belajar bersama-sam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar